Rabu, 23 Maret 2016

Belajar E-commerce menggunakan OperCart

CMS : Opencart 1) Mengapa kelompok kami menggunakan opencart, karena opencart bersifat open source jadi memudahkan user nya dan juga free download. fitur-fitur standar seperti unlimited categories juga tersedia, ada fitur yang lumayan bagus juga yakni satu produk bisa menggunakan banyak gambar, lalu customer bisa mereview product, dan yang lainnya adalah dapat menggunakan banyak jenis mata uang, rupiah ada, dollar juga ada. Opencart memiliki 30 module lebih, yang memiliki beberapa fitur di antaranya adalah, dapat membuat template sendiri, jenis pembayaran yang berbeda, bisa menggunakan paypall, dan lain lain. Selain itu juga memiliki metode shipping, seperti beda warna, itu beda harga, beda tinggi beda harga. 2) Rencana barang yang akan kami jual adalah Pakaian dan Jam Tangan Struktur menu pada web e-commerce kami

MISTERI SUPERSEMAR

Kemanakah Surat SUPERSEMAR ? Awal mula terjadinya pergantian kursi Presiden RI dari Ir.Soekarno kepada Soeharto karena surat SUPERSEMAR. SuperSemar (Surat Perintah Sebelas Maret) dikeluarkan pada tanggal 11 Maret 1966 itu Menurut pengakuan sejarah yang sampai sekarang tak ada bukti dan saksi yang mengetahui, bahwasanya "Surat perintah dari presiden Soekarno yang diberikan kepada Letjen Soeharto guna mengambil tindakan demi menjaminnya keamanan, ketegangan, dan kestabilan jalnnya pemerintahan serta menjaga keutuhan bangsa dan Negara Republik Indonesia dan demi keselamatan Pemimpin Besar Revolusi." Dengan logika sederhana kita mencerna bahwa surat SUPERSEMAR itu adalah surat perintah yang intinya menurunkan jabatan presiden Soekarno kepada Soeharto, Benarkah ?. Jika kita talar seorang Ir. Soekarno yang bisa membuat Presiden Amerika J.F Kennedy bertekuk lutut kepada Indonesia dan memberikan 3 hadia pesawat tempur hanya karena tak mau berurusan dengan Ir.Soekarno dan para pejuang HAM dan Persamaan Hak seperti "Che Guevara" yang sangat menghormati Soekarno, secara pribadi ini jelas tak mungkin dan tidak masuk akal hanya karena terjadi pemberontakan G30S PKI dan lantas membuat ciut mental seorang Soekarno. Ini yang saya pahami bahwa Surat itu bisa saja Palsu dan Jelas ada tekanan Kudeta kepada Soekarno, yang pada masa itu Soeharto memegang kendali Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Yang menjadi masalah sekarang adalah, tidak ditemukannya ke-aslian surat SUPERSEMAR itu sendiri dan Tanda Tangan Soeharto terjadi penyimpangan yang mendalam bila dibaca secara tulisan tangan seseorang yang dalam ancaman. Ini jelas suatu misteri, kemanakah surat asli SUPERSEMAR itu ?. Agar lebih jelas kita bahas kronoligis, misteri dan fakta mengenai surat SUPERSEMAR itu sendiri. Satu fakta menarik yang terungkap, salah seorang yang sangat dengan Ir. Soekarno pada masa itu adalah Soekardjo Wilardjto, sayang dia telah wafat pada tanggal 5 Maret 2013 di Yogyakarta. selama 47 tahun dari Maret 1966 sampai Maret 2013 dia tak lupa sekalipun kejadian terjadinya surat SUPERSEMAR itu. Pelajaran Sejarah di sekolah pada zaman Orde Baru mengatakan bahwa ada 3 Jenderal yang menghadap Bung Karno untuk mengantarkan Supersemar kepada Mayjen Soeharto, namun kesaksian Wilardjito mengatakan bahwa ada 4 Jenderal yaitu Mayjen Basuki Rahmat, Mayjen Maraden Panggabean, Brigjen Amir Machmud dan Brigjen M. Yusuf. Mereka datang ke Istana Bogor pada 11 Maret 1966 dinihari dan pada 11 Maret 1966 petang hari. Menurut Merdeka.com yang ditulis tanggal 12 Maret 2012 : "Keberadaan naskah asli Surat Perintah 11 Maret 1966 (Supersemar) tetap menjadi misteri. Tiga naskah Supersemar yang disimpan di Arsip Negara Republik Indonesia, semuanya adalah palsu. Lantas di mana yang asli? Kepala ANRI, M Asichin menjelaskan, naskah Supersemar yang disimpan di etalase arsip negara itu kini ada tiga versi versi. Pertama, yakni surat yang berasal dari Sekretariat Negara. Surat itu terdiri dari dua lembar, berkop Burung Garuda, diketik rapi dan di bawahnya tertera tanda tangan beserta nama Sukarno. Sementara surat kedua berasal dari Pusat Penerangan TNI AD. Surat ini terdiri dari satu lembar dan juga berkop Burung Garuda. Ketikan surat versi kedua ini tampak tidak serapi pertama, bahkan terkesan amatiran. Jika versi pertama tertulis nama Sukarno, versi kedua tertulis nama Soekarno. Untuk versi ketiga, lebih aneh lagi. Surat yang terakhir diterima ANRI itu terdiri dari satu lembar, tidak berkop dan hanya berupa salinan. Tanda tangan Soekarno di versi ketiga ini juga tampak berbeda dari versi pertama dan kedua. Asichin memastikan ketiga surat itu adalah Supersemar palsu. Sebab, lazimnya surat kepresidenan, seharusnya kop surat Supersemar berlambang bintang, padi dan kapas. Bukannya Burung Garuda. Apalagi yang polosan seperti yang terakhir, kata Asichin saat di Jakarta, Sabtu (10/3)." (Sumber : Merdeka.com) Bagaimana bisa dokumen yang berisi tentang pergantian Presiden kita sendiri tak ada ?, jelas inilah misteri yang harus di ungkap sekarang agar kelak para bocah SD tahu bahwa kepahitan negara kita dapat terungkap. Tiga Versi Supersemar, Lebih dari empat puluh tahun berlalu, misteri Surat Perintah 11 Maret 1966 (Supersemar) hingga kini belum juga terpecahkan. Di mana naskah asli surat tersebut juga masih belum bisa ditemukan. Sejumlah versi proses terbitnya Supersemar pun beredar. Entah siapa yang benar. Namun dari sejumlah keterangan, yang tidak bisa dibantah adalah Supersemar yang disimpan di ANRI adalah palsu. Supersemar yang disimpan di etalase arsip negara itu kini ada tiga versi versi: Versi Pertama, yakni surat yang berasal dari Sekretariat Negara. Surat itu terdiri dari dua lembar, berkop Burung Garuda, diketik rapi dan di bawahnya tertera tanda tangan beserta nama Sukarno. Versi Kedua, berasal dari Pusat Penerangan TNI AD. Surat ini terdiri dari satu lembar dan juga berkop Burung Garuda. Ketikan surat versi kedua ini tampak tidak serapi pertama, bahkan terkesan amatiran. Jika versi pertama tertulis nama Sukarno, versi kedua tertulis nama Soekarno. Versi Ketiga, lebih aneh lagi. Surat yang terakhir diterima ANRI itu terdiri dari satu lembar, tidak berkop dan hanya berupa salinan. Tanda tangan Soekarno di versi ketiga ini juga tampak berbeda dari versi pertama dan kedua. Kontroversi Surat Perintah 11 Maret 1966 (Supersemar) tidak hanya seputar keberadaan (fisik) surat itu, namun juga soal isinya. Tiga versi Supersemar yang disimpan di Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) secara isi memang sama, yakni perintah untuk mengamankan negara. Namun, bagaimana tafsir atas isi surat tersebut? Seperti diketahui, Supersemar telah dijadikan alat pembenaran bagi Soeharto, si penerima, untuk memberangus Partai Komunis Indonesia (PKI), menangkap 15 menteri yang dianggap beraliran kiri dan loyal terhadap Presiden Soekarno serta mengawasi pemberitaan di media massa saat itu. Melihat langkah Soeharto itu, Soekarno segera mengeluarkan surat lanjutan dua hari berikutnya atau 13 Maret 1966 (Wisnu: 2010). Surat yang berisi tiga poin penting ini dibawa oleh Wakil Perdana Menteri II, Dr J Leimena, dan diserahkan kepada Soeharto. Surat itu pada intinya mengingatkan Soeharto bahwa: Pertama, Supersemar bersifat teknis/administratif semata, bukan politis. Surat semata-mata berisi perintah untuk mengamankan rakyat, pemerintah dan presiden. Kedua, surat juga mengingatkan pembubaran partai politik harus atas seizin presiden. Ketiga, Soeharto diminta datang menghadap presiden untuk memberikan laporan. Surat yang tidak banyak diketahui publik ini akhirya tak digubris Soeharto. Semua tahu bahwa setahun setelah penyerahan Supersemar atau 12 Maret 1967, Soeharto diangkat sebagai Presiden menggantikan Soekarno tanpa proses pemilu. Sejarawan Asvi Warman Adam (2009) menilai Supersemar seperti blanko cek kosongyang bisa diisi semaunya oleh Soeharto. Hal ini terlihat dalam frasa “mengambil tindakan yang dianggap perlu” dalam poin perintah pertama surat itu. Supersemar, kata Asvi, akhirnya ditafsirkan bukan hanya sebagai perintah pengamanan, namun juga pemindahan kekuasaan (transfer of authority). Brigjen Amir Machmud, salah satu orang dekat Soeharto, setelah melihat surat itu menilai surat itu bernada penyerahan kekuasaan. "Kontroversi isi Supersemar ini akhirnya membuat persepsi bahwa Supersemar palsu sengaja dibuat mengarahkan ke transfer of authority. Sementara yang asli jelas merupakan perintah mengamankan negara atau delegation of authority. Ini pula yang diamini Roeslan Abdul Gani, salah satu menteri Soekarno saat itu." Bagaimana Readers, Begitu Intrik Nuansa Orde Baru Mereka? Begitu Drama mereka membuat cerita seperti FTV ? Begitu Pentingkah kekuasaan sehingga teman akhirnya di korbankan? Begitu kuatnya nuansa hitam yang terlihat dan sepertinya hari demi hari yang di lalui oleh para mereka yang hidup di jaman itu selalu di selubungi mistery, tiada hari tanpa mistery.